Operasi Batu Empedu : Jenis, Efek Samping dan Biaya

Penanganan tindakan medis yang paling sering dilakukan untuk penderita batu empedu adalah operasi pengangkatan kandung empedu. Akan tetapi bagi pasien yang tidak dapat melakukan tindakan operasi, maka perawatan nonsurgical dapat menjadi alternatif dalam melarutkan batu empedu. Selain itu dapat menggunakan ERCP untuk menghancurkan batu empedu kepada pasien yang tidak dapat menjalani tindakan operasi.

Operasi Batu Empedu

Kolesistektomi adalah salah satu tindakan operasi pengangkatan kandung empedu yang paling sering dilakukan pada penderita batu empedu dewasa. kandung / kantong empedu menurut ilmu kedokteran barat bukan organ yang penting, artinya seseorang masih dapat menjalani kehidupan yang normal tanpa adanya kandung empedu. Setelah kandung empedu mengalami operasi pengangkatan, maka cairan empedu akan keluar melalui organ hati dan bukan disimpan dalam kandung empedu. Oleh sebab itu tindakan operasi pengangkatan kandung empedu sering dilakukan dalam tindakan medis terhadap pasien yang mengalami penyakit batu empedu.

Biaya yang dikeluarkan untuk proses operasi pengangkatan batu empedu berbeda-beda, tergantung dari dokter dan pihak rumah sakit yang menangani. Biaya yang dikeluarkan berkisar lebih dari 10 juta sampai 30 juta rupiah. Terdapat dua jenis operasi kolesistektomi yang bisa dilakukan, yakni :

Kolesistektomi Laparoskopik

Operasi Batu EmpeduDalam kolesistektomi laparoskopi, dokter bedah melakukan sayatan kecil pada perut pasien dan memasukan laparoskop ( tabung tipis yang terpasang kamera video kecil ). Kamera tersebut akan memberikan gambar ke monitor mengenai bagian dalam tubuh dari organ dan jaringan-jaringan.

Pada saat melihat monitor, dokter bedah berhati hati dalam memisahkan antara kantong empedu dari hati, saluran empedu serta struktur lainnya. Lalu dokter bedah akan mengangkat kantong empedu dengan sayatan kecil lainnya. Ketika proses operasi sedang berlangsung, pasien sudah mendapatkan anestesi umum.

Sebagian besar proses kolesistektomi dilakukan dengan metode laparoskopi. Tidak sedikit juga kolesistektomi laparoskopi dilakukan dengan cara rawat jalan, dimana orang tersebut bisa pulang di hari yang sama. Untuk aktivitas normal pada umumnya dapat dilakukan setelah istirahat kurang lebih selama 3 minggu.

Baca Juga : Makanan Untuk Menghilangkan Batu Empedu

Kolesistektomi Terbuka

Prosedur operasi batu empedu
Credit to : www.medicalexhibits.com

Penanganan batu empedu yang sudah meradang, mengalami infeksi atau pernah ada bekas luka dari operasi lainnya dapat dilakukan dengan metode operasi kolesistektomi. Selain itu dokter ahli dapat mengambil tindakan kolesistektomi terbuka apabila telah terjadi masalah selama proses kolesistektomi laparoskopi.

Proses kolesistektomi terbuka dilakukan dengan cara dokter bedah membuat kurang lebih 4 hingga 6 inci sayatan pada bagian perut guna mengangkat kantong empedu dimana sebelumnya pasien sudah mendapatkan anestesi umum terlebih dahulu. Setelah proses kolesistektomi terbuka selesai, pasien dianjurkan untuk rawat inap beberapa waktu di rumah sakit. Untuk aktivitas normal pada umumnya dapat dilakukan 1 bulan pasca operasi.

Efek Samping Dari Tindakan Operasi Batu Empedu

Efek samping yang dialami sebagian kecil dari pasien yang sudah menjalani operasi pengangkatan batu empedu adalah bentuk tinja yang dikeluarkan menjadi lebih lunak, karena cairan empedu yang mengalir ke dalam duodenum menjadi lebih banyak. Efek dari buang air besar ini hanya bersifat sementara, akan tetapi harus tetap dikonsultasikan dengan dokter apabila gejala ini tak kunjung berhenti.

Komplikasi yang ditimbulkan dari tindakan operasi kantong empedu ini jarang terjadi. Untuk komplikasi yang paling sering terjadi adalah terjadinya cedera pada saluran empedu. Saluran empedu dapat mengalami kebocoran dan hal ini mengakibatkan infeksi yang menyakitkan dan berpotensi membahayakan kesehatan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan operasi tambahan yang bertujuan untuk memperbaiki saluran-saluran empedu tersebut.

Pengobatan Non-Bedah

Khusus untuk Anda yang tidak berani untuk melakukan tindakan operasi, dapat melakukan pengobatan non-bedah. Tindakan ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti penderita batu empedu dengan kondisi medis yang serius yang tidak memungkinkan untuk menjalani operasi. Setelah dilakukan pengobatan non-bedah, batu empedu tersebut dapat kambuh kembali dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun setelah pengobatan.

Terdapat dua metode perawatan non-bedah yang dapat dilakukan untuk menghancurkan batu empedu:

  • Obat oral. Chenodiol (Chenix) dan ursodiol (Actigall) merupakan obat obatan yang memiliki kandungan asam empedu dimana dapat menghancurkan batu empedu. Obat-obatan ini sangat efektif untuk melarutkan batu empedu kolesterol yang berukuran kecil. Pada umumnya proses pengobatan ini dapat berlangsung lebih dari satu tahun dalam melarutkan keseluruhan batu empedu.
  • Shock Wave Lithotripsy. Merupakan sebuah mesin yang disebut lithotripter, berfungsi untuk menghancurkan batu empedu. Lithotripter dapat menghasilkan gelombang kejut melalui tubuh seseorang yang bertujuan untuk menghancurkan batu empedu menjadi potongan – potongan kecil. Proses pengobatan ini jarang dilakukan dan dapat digunakan bersamaan dengan obat ursodiol.

Hingga saat ini tindakan operasi batu empedu masih  menjadi metode yang paling sering dilakukan karena lebih efektif dalam mengatasi penyakit batu empedu ini. Namun bagi pengobatan timur ( tradisional ), tindakan operasi bukanlah sebuah solusi pengobatan terbaik. Karena para ahli herbal percaya, kantong empedu yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai manfaat penting bagi kesehatan tubuh manusia.

Namun semua tetap kembali pada naluri dan keyakinan dari masing-masing pasien, mana yang menjadi keyakinannya dalam mengatasi penyakit batu empedu yang dialaminya. Apakah melalui tindakan operasi, atau dengan jalan alternatif dengan obat-obatan herbal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *